Minggu, 17 Desember 2017

Penalaran

A.      PENGERTIAN PENALARAN
Penalaran adalah (reasoning, jalan pikiran) adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubungkan-menghubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Atau bisa di sebut juga sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis.

B.      PROPOSISI
Prososi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau salah. Prososisi dapat kita batasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya.
Sebuah pernyataan dapat dibenarkan bila terdapat bahan-bahan atau fakta-fakta untuk membuktikannya. Sebaliknya sebuah pernyataan atau proposisi dapat disangkal atau ditolak bila terdapat fakta-fakta yang menentangnya. Untuk menjelaskan hal itu perhatikan contoh-contoh berikut :
                Semua manusia akan mati pada suatu waktu
                Beberapa orang Indonesia memiliki kekayaan yang berlimpah-limpah
                Kota Bandung hancur dalam Perang Dunia Kedua karena bom atom
                Semua gajah telah punah tahun 1980.

Keempat kalimat diatas merupakan proposisi ; kedua kalimat yang pertama dapat dibuktikan kebenarannya, dan kedua kalimat terakhir dapat ditolak karena fakta-fakta yang ada menentang kebenarannya. Tetapi keempatnya tetap merupakan proposisi.

C.      CARA MENGUJI DATA
Supaya data dan informasi dapat dipergunakan dalam penalaran data dan informasi itu harus merupakan fakta. Sebab itu perlu diadakan pengujian-pengujian melalui cara-cara tertentu.

a.       Observasi
Fakta-fakta yang ditunjukkan sebagai evidensi mungkin belum memuaskan seorang pengarang atau penulis. Untuk lebih meyakinkan dirinya sendiri dan sekaligus dapat menggunakannya sebaik-baiknya dalam usaha meyakinkan para pembaca, maka kadang-kadang pengarang perlu untuk mengadakan peninjauan atau observasi untuk mengecek data atau informasi.
Nina mengabarkan bahwa Kebun Raya Bogor terdapat sebuah kolam,, karena ia pernah berkunjung ke sana. Tomi sebaliknya mengatakan bahwa ada pohon yang tumbang melintang jalan, karena ia melihatnya ketika pulang dari sekolah tadi. Demikian Pak Jiman mengatakan bahwa beras jatah bulan ini telah ditimbang sebanyak 50 kg, sebagai terbaca pada jarum timbangan. Penegasan pada semua contoh diatas diberikan, karena mereka sendiri yang mengalami hal itu. Tetapi apakah betul semua informasi itu ? Apakah semuanya merupakan fakta ?
Sebab itu, tiap pengarang atau penulis harus mengadakan pengujian lagi dengan mengobservasi sendiri data atau informasi itu. Sesudah mengadakan observasi , pengarang dapat menentukan sikap apakah informasi atau data itu sesungguhnyamerupakan fakta atau tidak, atau barangkali hanya sebagian saja yang benar sedangkan sebagian lain hanya didasarkan pada perasaan dan prasangka para informan.

b.      Kesaksian
Keharusan menguji data dan informasi, tidak selalu harus dilakukan dengan observasi. Kadang-kadang sulit untuk mengharuskan seseorang mengadakan observasi atas obyek yang dibicarakan. Kesulitan itu terjadi karena waktu, tempat, dan biaya yang harus dikeluarkan. Untuk mengatasi hal itu penulis atau pengarang dapat melakukan pengujian dengan meminta kesaksian atau keterangan dari orang lain, yang telah mengalami sendiri atau menyelidiki sendiripersoalan itu.
Seorang pengajar arkeologi tidak perlu menyelidiki sendiri reruntuhan atau peninggalan-peninggalan di lembah Sungai Indus untuk menguraikan persoalan Ilmu Purbakala India kepada mahasiswanya. Ia dapat menggunakan kesaksian orang lain yang pernaah mengadakan penelitian disana melalui buku-buku atau majalah-majalah.
Demikan pula halnya dengan semua pengarang atau penulis. Untuk memperkuat evidensinya,mereka dapat mempergunakan kesaaksian-kesaksian orang lain yang telah mengalami sendiri peristiwa tersebut.

c.       Autoritas
Cara ketiga yang dapat dipergunnakan untuk menguji fakta dalam usaha menyusun evidensi adalah meminta pendapat dari suatu autoritasnya, yakni pendapat dari seorang ahli atau mereka yang telah menyelidiki fakta-fakta itu dengan cermat, memperhatikan semua kesaksian, menilai semua fakta kemudian memberikan pendapat mereka sesuai dengan keahlian mereka dalam bidang itu.
Dalam sidang pengadilan mengenai pembunuhan seseorang dengan mempergunakan racun, seorang ahli dalam bidang obat-obatan akan dimintakan pendapatnya untuk menguji semua keterangan baik dari saksi maupun penuntun umum.

Autoritasdengan demikian dapat ddiartikan sebagai kesaksian ahli yang diberikan oleh seorang, sebuah komisi, atau suatu badan atau kelompok yang dianggap berwewenang untuk itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar